Wamena- Anggrekpapua.com – Anggota MPR RI, Sopater Sam, menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI pada Selasa (9/9/2025).
Acara berlangsung di Aula Pertemuan Harapan, Jl. Ambon No.3, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, dan diikuti sekitar 150 mahasiswa Nusantara se-Papua.
Empat Pilar MPR RI yang disosialisasikan meliputi:
1. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara,
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara,
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan
4. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Kegiatan dibuka dengan pengantar moderator yang menekankan pentingnya pemahaman kebangsaan di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa Papua sebagai penerus bangsa.
Dalam sambutannya, Sopater Sam menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keutuhan bangsa serta mendorong perdamaian di Papua.
“Empat Pilar MPR RI bukan hanya materi formal, tetapi fondasi yang harus ditanamkan dalam diri generasi muda. Mahasiswa Papua harus menjadi garda terdepan dalam menjaga semangat kebangsaan dan perdamaian di tanah ini,” ujar Sopater.
Acara semakin dinamis dengan sesi diskusi interaktif. Enam mahasiswa menyampaikan pertanyaan dan aspirasi, mulai dari langkah konkret pemerintah mengatasi konflik di Papua, hingga usulan program seperti pengembangan olahraga, beasiswa pendidikan, dan peningkatan layanan kesehatan.
Salah satu peserta berharap agar aspirasi masyarakat dapat benar-benar direalisasikan.
“Kami ingin program yang nyata dan langsung menyentuh kebutuhan pemuda di Papua. Pendidikan, kesehatan, dan perdamaian harus menjadi prioritas bersama,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Sopater Sam memastikan seluruh masukan akan diteruskan ke pemerintah
pusat.
“Seluruh aspirasi yang disampaikan akan saya teruskan ke pemerintah pusat. Ini bukan sekadar sosialisasi, tetapi juga ruang dialog yang penting antara wakil rakyat dan generasi muda Papua,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya menyediakan ruang bagi pemuda Papua untuk menyuarakan harapan serta kegelisahan mereka terhadap kondisi daerah.
“Saat pemuda Papua membutuhkan ruang, maka kami mencoba memberikan wadah agar mereka bisa menyampaikan harapan dan kegelisahan itu,” pungkas Sopater.