Sorong, (AnggrekPapua)– Komunitas Rumah Kata Sorong dari Provinsi Papua Barat Daya menggelar kegiatan literasi (baca-tulis) pada Minggu (24/11/2024).
Acara ini berlangsung di Taman Sorong City, Provinsi Papua Barat Daya, dan bertujuan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.
Relawan Rumah Kata Sorong, Armitha, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk berbagi pengetahuan melalui diskusi dan bedah buku.
“Tujuan kami hari ini adalah berbagi, berdiskusi, dan membedah buku demi menambah wawasan. Harapannya, kegiatan ini bisa memperluas budaya literasi di kalangan generasi muda,” jelasnya.
Menurut Armitha, komunitas ini terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung dan ikut berkontribusi dalam kegiatan literasi.
“Kami terbuka bagi siapa saja yang memiliki keinginan untuk bergabung. Ini adalah bentuk pendidikan nonformal yang kami sediakan untuk generasi muda di Sorong. Silakan bergabung, membaca, dan berdiskusi bersama. Semakin banyak membaca, semakin banyak ilmu yang diperoleh,” katanya kepada AnggrekPapua.com.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat menginspirasi anak-anak muda di Kota Sorong untuk lebih aktif dalam dunia literasi.
“Generasi muda Kota Sorong harus giat membaca buku, baik itu sastra, novel, atau buku lainnya. Kami ingin budaya literasi ini terus berkembang di berbagai tempat, di mana pun berada,” tambahnya.
Rumah Kata Sorong hadir sebagai wadah yang mendukung berbagai kegiatan literasi, seperti membaca, menulis puisi, cerpen, dan lain sebagainya.
“Kami ingin menjadi tempat yang mengakomodasi generasi muda Sorong untuk mengembangkan bakat dan minat mereka di bidang literasi,” ungkap Armitha.
Lapak baca buku ini, menurutnya, adalah langkah awal dari komitmen Rumah Kata Sorong untuk mengadakan kegiatan serupa secara rutin setiap Minggu.
“Semoga kami bisa konsisten menjalankan kegiatan ini setiap minggu,” harapnya.
Armitha juga menekankan bahwa membaca adalah bagian penting dalam hidup, bukan semata-mata untuk menjadi pintar, tetapi untuk melatih kemampuan berpikir kritis.
“Membaca bukan hanya untuk menjadi pintar, tetapi untuk melatih analisis terhadap berbagai aspek kehidupan. Kita boleh miskin secara materi, tetapi jangan sampai miskin ilmu pengetahuan, karena ilmu lebih berharga daripada kekayaan materi,”pungkasnya. (*)
Penulis: Eskop Wisabla
Editor: Novertina Iyai