23.6 C
Special Region of Papua
Minggu, Desember 22, 2024

Rintih Kampung Kumuh

BACA JUGA

Puisi- Tepian Paumako,Porsait menyapa pilu,Kampung kumuh merana,Di bawah langit biru.

Bau menyengat menusuk,Jijik mencengkeram jiwa,Tak ada jawaban pasti,Bagi warga yang terlupa.

Amungmee dan Kamoroe,Mencari keadilan, Tak ada tangan uluran,Hanya derita yang menyapa.

Pemerintah terdiam,Hilang di balik janji,Tak satupun peduli,Pada nasib yang teraniaya.

Rumah reyot berjejer,Di atas tanah berlumpur,Anak-anak bermain,Di tengah sampah yang berserak.

Harapan sirna perlahan, Mimpi terkubur dalam, Tak ada sinar mentari, Hanya bayangan hitam.

Di mana keadilan, Di mana rasa kemanusiaan, Di mana tangan penolong, Untuk meringankan beban.

Kampung kumuh merintih, Menangis dalam sunyi, Tak ada yang mendengar, Hanya angin yang berbisik.

Di balik kesedihan,Tersimpan tekad kuat,Untuk bangkit kembali,Mencari jalan keluar.

Semoga suatu hari,Keadilan akan datang,Kampung kumuh terangkat,Dan hidup penuh harapan.

Karya Ernest Pugiye Paumako, Timika Sabtu 7 September 2024

- Advertisement -spot_img

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

BERITA TERKINI

- Advertisement -spot_img
TRANSLATE ยป