Oleh Andreas Tebai (*)
Perpisahan adalah hal yang tak pernah mudah diterima, apalagi ketika kita sudah begitu lama bersama. Namun, tidak ada yang buruk dalam setiap perpisahan, karena Tuhan selalu punya cara untuk membawa kita menuju pemahaman yang lebih dalam tentang hidup.
Meskipun pada awalnya terasa sangat menyakitkan, pada akhirnya kita akan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi, termasuk perpisahan, pasti memiliki makna dan tujuan yang lebih besar dari apa yang kita kira. Begitu pula dengan kisah kita. Tiga tahun kita bersama, menjalani segala suka dan duka bersama, hingga akhirnya kita sampai pada titik di mana kita harus berpisah.
Perpisahan ini tidak terjadi karena kita saling membenci atau ada perasaan buruk di antara kita. Justru sebaliknya, kita pernah menjadi bagian penting dalam hidup masing-masing.
Kita pernah saling melengkapi, seperti matahari yang menerangi dan hujan yang menyegarkan. Kita melalui banyak hal bersama, berbagi tawa, tangis, dan semua momen indah yang tak akan terlupakan. Namun, mungkin Tuhan sudah menyiapkan jalan yang berbeda untuk kita. Mungkin Tuhan menyelamatkan kita dari sesuatu yang tidak baik, dari hubungan yang mungkin tidak seharusnya berlanjut, meskipun dalam hati aku yakin bahwa kita semua adalah orang-orang baik yang saling mendukung satu sama lain.
Saat aku menyadari bahwa kita harus berpisah, rasanya seperti tersambar petir. Aku terdiam sejenak, teringat betapa jauh kita sudah melangkah bersama. Kita telah berjuang bersama, saling memberi semangat untuk menghadapi masa depan yang kita impikan. Aku tak bisa menahan perasaan ini, karena perpisahan ini terasa sangat berat. Tapi, meskipun begitu, aku tahu bahwa ini bukanlah akhir dari perjuangan kita. Perpisahan ini bukan berarti kita berhenti berjuang. Sebaliknya, ini adalah awal dari babak baru dalam hidup kita, di mana kita akan berjuang di tempat yang berbeda, dengan cara yang berbeda.
Aku termenung, merenung tentang segala yang telah terjadi, dan tiba-tiba ada suara dalam hatiku yang berkata, “Mungkin aku sudah cukup baik, tapi mungkin belum cukup baik dalam beberapa hal untukmu.” Aku merasa seperti ada sesuatu yang kurang, sesuatu yang belum bisa aku berikan seutuhnya. Namun, pada saat yang sama, aku juga menyadari bahwa perpisahan ini bukan berarti aku kehilangan segalanya. Aku masih bisa menjadi diriku sendiri, dan kalian pun akan tetap menjadi bagian dari perjalanan hidupku, meskipun kita berpisah.
Ada kalanya, kita merasa seperti kita tidak bisa hidup tanpa seseorang atau sesuatu. Begitu juga aku, merasa tidak bisa hidup tanpa kalian. Namun, kenyataannya, tanpa kalian pun aku masih bisa berdiri tegak. Aku masih bisa menjalani hidup ini dengan segala kebahagiaan dan tantangan yang ada. Kita mungkin berpisah, tapi kita tidak akan pernah benar-benar terpisah, karena kenangan dan pengalaman yang telah kita bagikan bersama akan selalu ada dalam hati kita masing-masing.
Salah satu hal yang aku pelajari dari perpisahan ini adalah bahwa ketika hati kita terluka, kita harus berdamai dengan diri kita sendiri terlebih dahulu. Kita tidak bisa berharap orang lain atau keadaan akan memperbaiki semuanya. Ketenangan dan kedamaian datang dari dalam diri kita sendiri. Setelah kita bisa berdamai dengan diri kita, kita akan lebih mudah menerima kenyataan, meskipun kenyataan itu pahit dan sulit. Setelah itu, kita akan bisa melihat dunia dengan pandangan yang lebih lapang dan hati yang lebih terbuka.
Kenangan-kenangan yang kita miliki, baik yang manis maupun yang pahit, adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Seburuk apapun masa lalu kita, dia tetaplah menjadi guru yang mengajarkan kita sesuatu yang berharga. Masa lalu mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih menghargai setiap momen dalam hidup. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa belajar darinya dan menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Bagi aku, perpisahan ini bukanlah sesuatu yang harus disesali atau disedihkan. Sebaliknya, perpisahan ini adalah kesempatan untuk merelakan, untuk melepaskan apa yang sudah tidak lagi menjadi bagian dari hidup kita. Kita harus percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih indah untuk kita, meskipun kadang-kadang kita tidak bisa langsung melihatnya. Kebahagiaan yang kita cari mungkin tidak datang dari seseorang yang telah meninggalkan kita, tetapi datang dari perjalanan hidup yang baru yang akan kita tempuh. Mungkin kebahagiaan itu akan datang dari cara kita melihat dunia, dari cara kita menghargai diri kita sendiri, dan dari cara kita memaafkan masa lalu kita.
Seperti yang selalu aku percayai, “Kenangan sepahit apapun itu bukanlah untuk dilupakan, melainkan untuk diingat dengan persepsi yang tidak menyakitkan.” Kenangan-kenangan itu akan selalu menjadi bagian dari kita, tetapi kita tidak perlu membiarkan mereka mengikat kita dalam kesedihan. Kita bisa mengingatnya dengan hati yang lebih lapang, dengan pemahaman bahwa setiap kenangan, baik itu manis atau pahit, telah mengajarkan kita sesuatu yang penting.
Saat ini, aku sudah beranjak dari masa lalu. Aku mulai melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda, dengan hati yang lebih terbuka dan penuh harapan. Perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan baru yang penuh dengan kemungkinan. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi kita tahu bahwa kita akan terus berkembang dan belajar. Kita akan terus berjalan, meskipun kadang-kadang jalan yang kita tempuh terasa sulit dan penuh tantangan. Namun, kita tahu bahwa setiap langkah yang kita ambil, setiap pengalaman yang kita jalani, akan membawa kita lebih dekat pada diri kita yang sejati.
Perpisahan ini mungkin terasa berat, tetapi dia mengajarkan kita bahwa kehidupan terus berjalan, dan kita harus terus melangkah maju. Kita harus merelakan apa yang telah pergi, dan membuka diri untuk menerima apa yang akan datang. Dengan demikian, kita bisa menemukan kebahagiaan yang sejati, bukan dari orang lain, tetapi dari dalam diri kita sendiri. Kita akan selalu mengenang momen-momen indah yang telah kita bagi bersama, dan menghadapinya dengan hati yang lebih kuat dan lebih bijaksana.
Penulis adalah Wartawan anggrekpapua..com Andreas Tebai juga siswa Smk N 3 Jayapura (*)