Jayapura, (AnggrekPapua)—Komite Nasional Papua Barat (KNPB) memperingati hari jadinya yang ke-16 pada Selasa, 19 November 2024, di Kantor KNPB Pusat, Jayapura, Papua. Dalam momen tersebut, KNPB tidak hanya merayakan perjalanan panjang perjuangan mereka, tetapi juga merefleksikan tantangan yang dihadapi selama lebih dari satu dekade.
Ketua KNPB, Warpo Sampari Wetipo, menyampaikan dalam pidatonya bahwa peringatan ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga ajakan untuk membuka ruang dialog, menerima kritik, dan memperkuat solidaritas di antara berbagai elemen masyarakat.
“Kami undang semua elemen gerakan mahasiswa, gereja, adat, hingga pemerintah dan organisasi koordinatif lainnya untuk memberikan masukan dan kritik kepada KNPB. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk terus berjuang bersama rakyat,” ujar Warpo.
KNPB dan Ancaman yang Tak Pernah Reda
Sejak didirikan pada tahun 2008, KNPB telah menghadapi berbagai bentuk tekanan, mulai dari kekerasan, penangkapan, hingga pembunuhan terhadap para anggotanya. Warpo menekankan bahwa eksistensi KNPB tak terpisahkan dari ancaman yang datang silih berganti.
“Kami ada karena ancaman, dan kami juga menjadi ancaman bagi kolonialisme. Sejak awal, kami menghadapi konsekuensi politik yang berat dipukul, disiksa, ditahan, bahkan kehilangan kawan-kawan yang ditembak mati di jalan. Namun, bagi kami, ini adalah risiko biasa dalam perjuangan,” tegas Warpo.
Meski tekanan terus datang, KNPB tetap bertahan dengan konsistensi pada perjuangan tanpa kekerasan. Warpo menekankan pentingnya pendidikan politik bagi rakyat agar mereka menjadi aktor utama dalam perjuangan, bukan hanya objek yang dimanfaatkan oleh elit.
Harapan dan Masa Depan Perjuangan
Sebagai media perjuangan rakyat, KNPB bertekad untuk terus mempertahankan pola peperjuangannya
“Kami terus mendidik rakyat agar mereka menjadi basis hukum dan politik dalam revolusi ini. Rakyat tidak boleh tinggal diam, tidak boleh dipolitisasi oleh elit-elit. Revolusi demokrasi harus direbut oleh rakyat itu sendiri,” kata Warpo dengan penuh semangat.
Ia juga berharap KNPB dapat terus menjadi media nasional yang mewakili aspirasi rakyat Papua Barat, menguatkan perlawanan tanpa kekerasan, dan menjaga konsistensi dalam perjuangan demi hak dan martabat rakyat.
Refleksi 16 Tahun Perjalanan
Peringatan ini berlangsung dengan aman dan lancar, diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk KNPB Numbay, KNPB Sentani, serta organisasi-organisasi lainnya. Perayaan ini menjadi momen refleksi bagi KNPB, yang selama 16 tahun telah menjadi saksi dan bagian dari dinamika perjuangan rakyat Papua Barat.
“Kami tetap berdiri di atas pondasi rakyat. Dari rakyatlah lahir pemimpin sejati yang memperjuangkan masa depan tanah Papua,” tutup Warpo dalam pidatonya.
Penulis: Hubertus Gobai
Editor Yulen Km