JAYAPURA, ANGGREKPAPUA- Umat Gereja Katolik Statse St. Elisabeth Yegoukotu Paroki Modio Dekenat Kamuu Mapia Piyaiye (DEKENAT – KAMAPI) melakukan Peletakan Batu pertama peringatan Injil masuk di Meuwo, Peletakan batu pertama itu, berlangsung di halaman gereja katolik Yegoukotu pada, (27/09 2024) diawali dengan perayaan EkaristiĀ perayaan Misa kudus.
Pastor Dekan Dekenat Kamuu Mapia (KAMAPI) Rufinus Madai, Pr dalam kesempatan Peletakan batu pertama menyampaikan peletakan batu pertama tugu peringatan injil adalah tanda akan bangun Tugu.
“Kita laksanakanĀ peletakan batu pertama, sebagai tanda dimulainya Pembangunan tugu Injil dan Tugu para Perintis Injil Masuk di Kawasan Meuwo sehingga perlu ada kerja sama yang baik,” bebernya.
Dalam acara peletetakan batu pertama tersebut, mewakili Pemerintah kabupaten Dogiyai, Kepala Distrik Mapia Tengah Stefanus Degei,Ā Mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, ini adalahĀ penghargaan kepada umat Allah di Kawasan Tihowatiha yang khususnya kampung Yegoukotu kami menyampaikan Apresiasi dan Penghargaan yang besar karena dengan sadar dan itikat yang baik hendak mau membangun tugu peringatan Injil di Kawasan meuwo di kampung Yegoukotu,” ucapnya.
Pada Kesempatan peletakan Batu Pertama tersebut Andrias Gobai selaku Tokoh Intelektual asal Dogiyai Menyampaikan menjadi satu simbol kekuatan Allah yang harus dinyatakan ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
“Kedepannya perlu ada semangat Kerjasama gotong royong yang tulus dan perlu ada dukungan nyata dari para pihak agar kemuliaan Tuhan Nyata di Tanah ini sesuai dengan pesan rasul Paulus Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. dan Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku Mazmur 119:105 nyata di Tanah ini,” Ujarnya.
Untuk diketahui, Dalam acara peletakan batu pertama tersebut dihadiri oleh Pastor Dekan Dekenat KAMAPI Rufinus Madai, Pr, Pastor Paroki Abouyaga Para Dewan Paroki dan Petugas Pastoral di Wilayah Mapia, Stefanus Degei, SH selaku Kepala Distrik Mapia Tengah, dan ribuan Umat Katolik di Wilayah Mapia.
Penulis. Hubertus Gobai