AnggrekPapua-Sorong, Papua Barat Daya – Perayaan Natal gabungan yang melibatkan Persatuan Mahasiswa Kabupaten Yahukimo (PMKY) dan Himpunan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Yalimo (HPMKY) berlangsung khidmat pada Sabtu, 7 Desember 2024, di Jalan Tanjung Dofior, Kilometer 8, belakang Kampus UMS Sorong. Kegiatan tersebut mengusung tema
“Berusahalah Memelihara Kesatuan oleh Roh” dan subtema “Karena Kita Satu Iman, Satu Suku, dan Satu Bangsa” (Efesus 4:3).
Ketua PMKY, Mesak Heluka, menyampaikan bahwa perayaan Natal gabungan ini merupakan program dari Badan Pengurus PMKY dan HPMKY.
Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada para senior yang telah memberikan dukungan moral dan material untuk menyukseskan acara ini.
“Kami bangga dan senang karena kesempatan luar biasa ini juga dihadiri oleh Bapak Elisa Kambu, S.Sos., Gubernur Terpilih Papua Barat Daya, dan Julian Kelly Kambu, ST., M.Si., Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanahan Papua Barat Daya,” ujarnya.
Ketua HPMKY, Hori Mabel, menekankan pentingnya menjaga kebersamaan dan persatuan di antara mahasiswa dari kedua organisasi.
“Kita adalah satu mama dan satu bapa, yaitu suku Yali Besar. Tidak ada kata perbedaan di antara kita. Kebersamaan ini harus terus dijaga, karena perjuangan masih panjang,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan senior PMKY, Pdm. Pinus Heluka, S.Th., M.Pd., memberikan apresiasi kepada mahasiswa dari tiga kabupaten—Yahukimo, Yalimo, dan Pegunungan Bintang—yang berhasil melaksanakan Natal gabungan ini.
Ia menyatakan bahwa gagasan ini mencerminkan filosofi suku Yali Besar yang menekankan persatuan meskipun terpisah secara administratif.
“Kita mungkin dipandang terbelakang, tetapi suku Yali adalah satu. Budaya kita sama, bahasa kita berbeda, tetapi persatuan kita adalah warisan Tuhan,” tegasnya.
Ketua panitia Natal, Yan Kobak, mengungkapkan bahwa panitia telah bekerja sejak Oktober 2024. Berkat kerja sama yang solid antara mahasiswa PMKY dan HPMKY, perayaan Natal 2024 dapat terlaksana dengan baik, damai, dan lancar.
“Kehadiran Bapak Elisa Kambu adalah wujud dukungan orang tua kepada kami mahasiswa. Kami sangat berterima kasih,” katanya.
Acara ini turut dihadiri oleh tokoh adat, tokoh gereja, dan para undangan lainnya, sebagai simbol kebersamaan suku Yali Besar yang tetap satu tungku.
Seluruh rangkaian kegiatan mencerminkan semangat persatuan, pengorbanan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Penulis: Eskop Wisabla