Oleh Simon Mote
Pemekaran adalah proses pembentukan wilayah baru, baik berupa desa, kabupaten/kota, maupun provinsi, yang lahir dari pemecahan wilayah yang sudah ada. Proses ini bukan sekadar keinginan individu untuk “menentukan nasib sendiri,” melainkan soal nasib dan kepentingan bersama, demi kesejahteraan dan kemajuan wilayah setempat.
Suatu pemekaran mestinya dilihat dari data dan fakta yang jelas, seperti: berapa banyak penduduk setempat yang sudah berpendidikan tinggi, berapa banyak yang memiliki keahlian, serta berapa banyak yang bisa diajak untuk berinovasi dan berkreasi di berbagai bidang pembangunan. Pemekaran bukan sekadar “asal buat,” lalu mendatangkan orang luar untuk membangun dan akhirnya memperkaya diri sendiri.
Masalahnya, ini bukan hanya soal jumlah penduduk yang bisa diandalkan, tetapi juga soal angka pengangguran yang masih tinggi. Saat ini saja, kita baru punya satu kabupaten, yaitu Kabupaten Dogiyai, tetapi di sana pun masih kekurangan tenaga kerja dengan keahlian tertentu. Akibatnya, tenaga kerja dari luar yang akhirnya mengisi posisi strategis tersebut.
Bukan berarti saya menolak pemekaran Mapia Raya. Namun, pertanyaannya: apakah penduduk setempat sudah cukup siap untuk mengisi berbagai aspek dan kebutuhan tenaga kerja yang akan muncul nanti? Pemekaran wilayah bukan seperti sebuah acara yang cukup direncanakan sendiri atau seperti sistem restoran yang tinggal diatur.
Saya setuju jika semua orang Tota Mapiha yang kini merantau ke Mimika, Kaimana, Nabire, Paniai, Dogiyai, atau Deiyai mau kembali dan menetap di Mapia, lalu bersama-sama membangun Mapia dari nol. Saya pribadi sangat mendukung hal itu. Namun, jika hanya mengandalkan penduduk yang saat ini tinggal di wilayah Mapia, saya ragu. Karena jumlahnya bisa dihitung dengan jari, dan keahlian yang bisa diandalkan juga masih terbatas. Pemekaran itu ibarat pernikahan: harus benar-benar siap dulu, baru dilaksanakan bukan asal dipaksakan.
Saran saya, mari kita bersatu dulu, kumpulkan kekuatan dan sumber daya yang ada, lalu bersama-sama membangun Mapia Raya agar benar-benar siap. Namun jika tidak, lebih baik kita fokus dulu mengisi ruang-ruang kosong yang masih ada di Kabupaten Dogiyai.
Penulis Adalah Simon Mote Mahasiswa Papua di Jayapura