Semarang (anggrekpapua.com)- Mahasiswa asal Kabupaten Dogiyai yang tergabung dalam Tim Peduli Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia Wilayah Kabupaten Dogiyai dengan tegas menolak rencana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Mapia Raya dari Kabupaten Dogiyai.
Pernyataan penolakan ini disampaikan dalam konferensi pers di Asrama Papua, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (25/5/2025).
Koordinator tim, Simon E. Iyai, menegaskan bahwa mahasiswa Dogiyai di Semarang dan se-Jawa Tengah menolak keras segala bentuk pemekaran wilayah yang dilakukan oleh oknum atau elite politik lokal yang mengatasnamakan rakyat Mapia.
“Kami mahasiswa Dogiyai se-Jawa Tengah, khususnya di Semarang, menolak dengan tegas upaya pemekaran DOB yang diinisiasi oleh oknum-oknum atau elit politik lokal. Kami meminta pemerintah pusat segera membatalkan rencana pembahasan dan penetapan DOB Kabupaten Mapia Raya, karena pemekaran bukan solusi untuk mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan konflik di wilayah kami,” tegas Simon.
Ia juga menyampaikan mosi tidak percaya terhadap tokoh intelektual Matias Butu dan kelompoknya, yang dinilai tidak mewakili aspirasi masyarakat Dogiyai.
“Jika pemerintah provinsi maupun Kabupaten Dogiyai tidak mengindahkan tuntutan kami, maka kami akan mengambil tindakan tegas dengan menutup Jalan Trans Mapia,” lanjut Simon.
Mahasiswa juga mendesak agar draf pemekaran Kabupaten Mapia Raya diuji secara akademik dengan melibatkan tokoh masyarakat, mahasiswa, tokoh adat, tokoh perempuan, dan elemen masyarakat lainnya. Mereka menilai, keterlibatan berbagai pihak penting untuk memastikan kebijakan tersebut benar-benar berpihak kepada rakyat.
Melalui wadah Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (IPMADO), para mahasiswa menyampaikan tuntutan kepada Gubernur Papua Tengah untuk segera menghentikan seluruh proses pemekaran wilayah di Papua Tengah, khususnya di Kabupaten Dogiyai. Mereka juga menyerukan penghentian operasi militer dan eksploitasi sumber daya alam di seluruh Tanah Papua.
Pernyataan Sikap Mahasiswa Dogiyai di Semarang:
1. Menolak dengan tegas upaya pemekaran DOB Mapia Raya oleh oknum atau elit politik lokal yang mengatasnamakan rakyat Mapia.
2. Mendesak pemerintah pusat membatalkan rencana pembahasan dan penetapan DOB Mapia Raya karena pemekaran bukan solusi atas kemiskinan, pengangguran, dan konflik.
3. Menyatakan mosi tidak percaya terhadap Matias Butu dan kelompoknya.
4. Mengancam akan menutup Jalan Trans Mapia jika pemekaran terus dilanjutkan.
5. Menuntut agar draf pemekaran diuji secara akademik bersama tokoh masyarakat, mahasiswa, tokoh adat, perempuan, dan elemen lainnya.
6. Meminta Gubernur Papua Tengah menghentikan seluruh proses pemekaran di Papua Tengah, khususnya di Kabupaten Dogiyai.
7. Menyerukan penghentian operasi militer dan eksploitasi sumber daya alam di seluruh Tanah Papua.
8. Menolak segala bentuk pemekaran di seluruh wilayah Papua.