Jayapura, APNews– Dewan Gereja Papua( West Papua Counchil of Churches) melakukan jalan salib dalam rangka menyambut kedatangan Paus Di Indonesia. Jalan salib ini mulai dari Expo Menuju ke Lapangan Trikora Jayapura Papua, pada Rabu,04/09/2024.
Pastor Jhon Bunai Menyatakan kegiatan ini adalah kegiatan yang dilahirkan oleh Pihak Gereja, karena sebuah pergumulan hamba-hamba Tuhan. Kami selalu melihat di media, mendengar suka duka ada kematian, ada pengungsian ada macam macam pada umat Tuhan Di Tanah Papua. Entah itu Katolik, Protestan ,Islam, Hindu, Budha ,lalu dari segi profesi ada tentara ,polisi ,TPNPB, lalu masyarakat sipil .
“Jadi kami rasa Papua ini macam bukan tanah BerTuhan, macam kita tidak pernah sekolah, kenapa harus kekerasan terus, untuk itu kami mendorong agar melihat satu jalan untuk Damai di atas tanah Papua .apapun Agama, suku, ras, apapun status politik nya .
Situasi Politik hanya Yesus yang bisa memperdamaikan kita dengan jalan Salib.Salib yang panjang artinya berdamai dengan Allah, dan yang pendek yaitu berdamai dengan sesama.ย
semoga dengan melihat Salib Suci itu penderitaan wafat yesus itu, ada untuk tanah Papua, ini bukan bicara tentang politik, politik Papua Merdeka , ataupun pemerintah NKRI,. Tetapi kami Mau hadirkan damai di tanah Papua.
kita Mau damai , kita mau aman siapapun Agamamu , hari ini hamba hamba Tuhan berdiri untuk Damai di atas tanah ini .ย
Bertepatan dengan waktu kami jalan Salib lalu kami melihat Bapak Paus hendak berkunjung ke Indonesia dan kami berasa tepat juga karena saudara saudara kami ,Bapak Paus punya ensiklik Laudato Si’. Laudato Si’ itu dia mengatakan, Dunia ini adalah rumah Kita bersama, jadi kita harus menjaga, dan merawat. kami melihat di tanah Papua ini ada perampasan hak ,ada pengambilan lahan untuk bikin kelapa sawit atau tebu dan beberapa perusahaan yang masuk tanpa izin pemilik tanah, lalu masyarakat demo sana sini, kami berharap, Bapak paus mendegarkan keluh kesa kami diatas tanah Papua .
“Kita pake cara yang bermartabat bertanya ,lalu diskusi, dan buat sesuatu secukupnya . Lalu hati kami sedih melihat ratusan, ribuan SK yang masuk di merauke itu menghancurkan hati kami, mama bumi kami pasti hancur , itu juga turut mempengaruhi kami, lalu kami konekkan dengan Bapak Paus punya ensiklik yang namanya Laudato Si’ mari kita merawat rumah bersama kita.
Semoga semua penindasan diatas tanah Papua ini, melalui bapak paus bisa menyelesaikan dan hadirkan damai di tanah Papua.ย
Bapak paus bisa mendengar untuk kita jaga paru paru Dunia yaitu di Amazon dan juga di atas tanah Papua, jangan kita rusakkan, karena kalau sudah rusak semua akan susah bukan orang Kristen saja, bukan orang Papua saja ,tapi semua orang di seluruh Dunia. itulah posisi Gereja, sikap gereja ada untuk Damai, untuk semua.
Penulis, Maria G Magai