Nabire, Papua, 7 November 2024 – Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sebuah kisah inspiratif terukir dari tanah Papua. Sebuah pertemuan yang penuh makna, yang memperlihatkan kekuatan persatuan dalam keberagaman, terjadi di Nabire, Papua.
Enam insan dari berbagai suku dan budaya, Modestus Magai (Suku Mee), Sinta Sudarti (Jawa), Meki Miagoni (Suku Moni), dan tiga lainnya dari pesisir pantai Papua, bersatu dalam balutan pakaian adat yang penuh warna dan makna.
Mereka berdiri berdampingan, seolah-olah menyatakan pesan yang sama: “Kita berbeda, tetapi kita bersatu dalam keragaman.” Senyum yang terpancar dari wajah mereka menunjukkan kegembiraan dan rasa bangga atas budaya leluhur yang mereka wariskan.
Pakaian adat yang mereka kenakan, dengan ornamen dan motif yang unik, mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya Papua. Mereka seolah-olah menyatakan bahwa perbedaan bukanlah penghalang bagi persatuan dan kerjasama.
Pertemuan ini bukan hanya sekadar pertemuan biasa, tetapi merupakan pertemuan yang penuh makna. Mereka menunjukkan bahwa persatuan dan kerjasama adalah kunci untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bagi semua orang di Papua.
Kisah ini merupakan pengingat bagi kita semua bahwa keragaman bukanlah penghalang bagi persatuan. Justru keragaman merupakan kekayaan yang harus kita jaga dan lestarikan. Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk menjalin persatuan dan kerjasama dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Papua dan Indonesia.(*)