Sorong, Anggrekpapua – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum Cabang Sorong, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Sorong, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Sorong (Unamin) menggelar acara nonton bareng (nobar) film dokumenter berjudul “Pesta Oligarki” di halaman kampus Unamin.
Acara yang dimulai pada pukul 21.00 WIT ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu oligarki di Indonesia.
Direktur LBH Kaki Abu, Leonardus Ijie, S.H., dalam diskusi usai pemutaran film menyatakan bahwa kegiatan nobar seperti ini sangat penting untuk membuka mata publik tentang pengaruh oligarki dalam negara.
“Oligarki hari ini merancang bagaimana negara dijadikan lahan bisnis kapitalisme bagi kepentingan mereka, sementara rakyat kecil hanya menjadi objek. Fenomena ini berlangsung sejak era Soeharto hingga saat ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ijie menjelaskan bahwa situasi Papua juga tak terlepas dari dampak oligarki ini. Ia menyoroti sejarah politik Papua, yang menurutnya diawali dengan aneksasi, hingga munculnya kekuasaan oligarki saat masa jabatan Presiden Soeharto, yang menandatangani kontrak karya Freeport di Papua.
“Kondisi di Papua saat ini masih erat kaitannya dengan kebijakan di masa lalu, yang menyebabkan Papua semakin gelap,” tambahnya.
Ijie berharap agar kegiatan seperti nobar ini dapat terus dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran, tidak hanya di kampus Unamin tetapi juga di kampus-kampus lain di Sorong, sebagai langkah mencari jalan menuju kebenaran dan keadilan, terutama bagi Papua.
Ketua Komisariat Hukum HMI, Zainudin Narwawan, menambahkan bahwa tujuan nobar ini adalah untuk menyampaikan kepada publik bahwa dalam setiap pemilu, selalu ada unsur oligarki yang tumbuh subur.
“Kami menyajikan dokumenter ini agar masyarakat bisa melihat bagaimana oligarki mempengaruhi proses politik di Indonesia,” katanya.
Zainudin juga menekankan bahwa undang-undang memang menjamin hak pilih setiap warga negara, tetapi pada kenyataannya kandidat pemimpin seringkali sudah ditentukan oleh pihak tertentu.
“Bagi kami, ini adalah bentuk jembatan bagi oligarki,” lanjutnya.
Ia berharap dengan adanya acara ini, mahasiswa dan masyarakat bisa lebih sadar akan pentingnya menggunakan hak pilih dengan bijak pada Pemilu 2024
“Kami ingin mendorong masyarakat untuk mengkritisi para calon dan membuka mata terhadap permasalahan yang ada, termasuk aspek hukum, politik, dan pelanggaran administrasi dalam pemilu.”
Zainudin juga menyatakan komitmennya untuk terus mengadakan nobar dokumenter yang dianggap edukatif, tidak hanya membahas masalah politik, tetapi juga isu lingkungan, hak asasi manusia, hukum, dan isu sosial lainnya.
Penulis: Eskop Wisablaย Mahasiswa Hukum Universitas Muhammadiyah Sorong