Nabire Anggrek papua- Kisah seorang pemuda Papua asal Nabire, Sebastianus Petege, memberikan inspirasi luar biasa bagi banyak orang.
Dalam Rapat Senat Terbuka Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire, yang berlangsung pada Senin, 18 November 2024, perjuangan hidup Sebastianus menjadi sorotan. Dengan keterbatasan yang ada, ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana menggunakan sepeda yang telah menemaninya sejak SMA.
Awal Perjalanan Pendidikan
Sebastianus memulai pendidikan dasarnya di Timepa, sebuah desa kecil di Papua. Selepas itu, ia melanjutkan ke SMP YPPK Moanemani, sebelum akhirnya menempuh pendidikan menengah di SMA YPK Tabernakel Nabire. Perjuangannya tidak mudah. Selama tiga tahun masa SMA, Sebastianus pergi ke sekolah setiap hari menggunakan sepeda sederhana yang ia miliki.
Perjalanan tersebut tidak hanya berat secara fisik, tetapi juga secara emosional. “Banyak teman sering menertawakan karena saya pergi ke sekolah naik sepeda, apalagi saat pulang badan basah oleh keringat,” kenangnya. Meskipun demikian, semangatnya untuk belajar tetap menyala, bahkan dalam kondisi panas terik Nabire yang membakar kulit.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA, Sebastianus menghadapi dilema besar: bagaimana melanjutkan ke jenjang kuliah dengan keterbatasan ekonomi? Namun, ia memutuskan untuk tidak menyerah. Ia mendaftarkan diri ke Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire dan memilih Program Studi Ilmu Peternakan.
Perjuangan Kuliah dengan Sepeda Tuaย
Selama lima tahun menjalani perkuliahan, sepeda tuanya tetap setia menemani setiap langkah perjuangan. Pagi-pagi buta, Sebastianus mengayuh sepeda menuju kampus, menempuh jarak yang cukup jauh. Selepas kuliah, ia langsung membantu orang tua di rumah, menunjukkan sikap pekerja keras yang telah ia miliki sejak kecil.
Kehidupan sebagai mahasiswa tidak mudah baginya. Selain tugas-tugas akademik, ia harus membagi waktu untuk membantu keluarga, bekerja sampingan, dan tetap menjaga nilai-nilai kedisiplinan yang diajarkan orang tuanya. Meski penuh tantangan, ia tidak pernah mengeluh.
โSebas itu pekerja keras, disiplin, dan tidak mudah menyerah. Soal tanggung jawab, dia adalah panutan,โ ujar salah seorang teman dekatnya.
Hari Wisuda yang Mengharukan
Momen puncak perjuangan Sebastianus terjadi pada hari ini, saat ia secara resmi diwisuda sebagai Sarjana Ilmu Peternakan. Di tengah para wisudawan yang pulang dengan kendaraan roda empat atau roda dua yang mewah, Sebastianus tetap setia pulang menggunakan sepeda tuanya.
Pemandangan itu memancing air mata haru dari para hadirin. Salah seorang alumni SMA YPK Tabernakel yang hadir bahkan memberikan testimoni emosional, “Luar biasa, adik o. Senang sekali melihatmu mencapai hari bahagia ini dengan sepeda yang sama. Semoga Tuhan membuka jalan terbaik untuk tahapan hidupmu berikutnya.โ
Bagi Sebastianus, sepeda itu bukan sekadar alat transportasi. Ia adalah simbol perjuangan, pengorbanan, dan mimpi besar yang ia raih melalui kerja keras.
Inspirasi untuk Semua Generasiย
Kisah Sebastianus mengingatkan kita bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti bermimpi. Dalam kondisi apapun, jika seseorang memiliki tekad, kerja keras, dan rasa syukur, segala hal dapat dicapai.
โPerjalanan hidupnya memberi pelajaran besar bagi kami semua. Bahwa tidak peduli seberapa sulit jalan yang dilalui, keberhasilan adalah milik mereka yang tidak menyerah,โ ujar Lambertus Magai, seorang teman sebangku Sebastianus semasa SMA.
Sebastianus kini telah menambah gelar “S.Pt” di belakang namanya. Lelaki asal Mapia Timepa ini telah membuktikan bahwa perjuangan yang dilandasi semangat dan kejujuran akan membawa hasil manis. Ke depannya, ia berharap dapat mengabdikan ilmunya untuk membangun Papua, terutama di bidang peternakan.
Penutup
Kisah Sebastianus Petege bukan hanya cerita tentang meraih gelar sarjana, tetapi juga tentang keberanian untuk bermimpi besar meski dalam keterbatasan. Semoga langkah-langkah kecilnya dengan sepeda tua terus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk pantang menyerah dalam mengejar pendidikan dan masa depan yang lebih baik.
Selamat untuk Sebastianus Petege! Semoga kesuksesan ini menjadi awal dari perjalanan yang lebih gemilang. (*)
Penulis Lambertus Magai Salah satu guru di pedalaman Papua
Editor Redaksi