23.6 C
Special Region of Papua
Minggu, Desember 22, 2024

Keuskupan Timika Masih Menunggu Uskup Definitif: Harapan Umat untuk Putra Asli Papua

BACA JUGA

JAYAPURA, [ANGGREKPAPUA] – Keuskupan Timika telah mengalami kekosongan posisi uskup definitif sejak wafatnya Mgr. John Philip Saklil pada 3 Agustus 2019. Dalam kurun waktu ini, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan pastoral, termasuk penahbisan imam dan diakon baru.

Salah satu momen penting terjadi pada 20 Oktober 2024, ketika Uskup Emeritus Keuskupan Agung Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, menahbiskan dua imam dan dua diakon di Gereja Santa Sesilia SP2, Timika, Papua. Namun, kekosongan jabatan uskup definitif tetap menjadi perhatian utama umat Katolik di wilayah tersebut.

Menyambut kunjungan Kardinal Indonesia pada 29 November 2024, umat Katolik dari berbagai paroki, termasuk Paroki Maria Menerima Kabar Gembira di Bomomani, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, menyuarakan harapan besar agar segera ditunjuk seorang uskup definitif, khususnya dari kalangan putra asli Papua (OAP).

Aprianus Iyai salah salah satu putra Papua, dirinya berharap agar Uskup Mimika harus jadi orang asli Papua

“Seruan untuk bersabar dan berdoa, sebagaimana diimbau oleh Kardinal Indonesia, menjadi penguat iman di tengah ketidakpastian, jadi kami mau Uskup Mimika harus Orang asli Papua, ” Katanya.

Pernyataan Sikap Umat Katolik Regio Keuskupan Timika

Menjelang kunjungan Kardinal Indonesia ke wilayah Bomomani, umat Katolik Regio Keuskupan Timika menyampaikan pernyataan sikap resmi yang menegaskan aspirasi mereka terkait kebutuhan mendesak akan uskup definitif. Berikut adalah poin-poin utama:

1. Pentingnya Pemimpin dari Putra Asli Papua (OAP) Umat Katolik Keuskupan Timika menekankan bahwa seorang uskup dari putra asli Papua sangat dibutuhkan. Pemimpin yang memahami adat, budaya, dan kebutuhan pastoral masyarakat setempat akan memperkuat pelayanan gereja di wilayah ini.

2. Mendesak Pentahbisan Uskup pada 2025-2026 Mereka meminta Gereja, melalui perwakilan Kardinal Indonesia, untuk mempercepat proses penunjukan uskup definitif. Aspirasi ini mencerminkan keinginan agar para pastor asli Papua yang memiliki kapasitas dan integritas diprioritaskan.

3. Menjunjung Keadilan dan Kesetaraan, Sebagai simbol keadilan dan kasih, Gereja diharapkan mendorong representasi yang adil dalam kepemimpinan. Penunjukan uskup OAP dianggap sebagai langkah nyata untuk mencerminkan semangat keadilan dan kesetaraan di dalam Gereja Katolik.

4. Mendukung Pastor Lokal Berintegritas Umat menyatakan dukungan penuh kepada pastor-pastor asli Papua yang telah menunjukkan komitmen, integritas, dan kemampuan untuk memimpin Keuskupan Timika. Mereka diyakini sebagai penghubung yang kuat antara Gereja dan masyarakat lokal.

5. Harapan kepada Kardinal Indonesia Umat berharap kunjungan Kardinal Indonesia ke Bomomani menjadi momentum untuk mendengar langsung aspirasi mereka. Mereka meminta agar harapan ini dipertimbangkan secara serius demi kemajuan pelayanan pastoral di tanah Papua.

Situasi ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan kehadiran seorang pemimpin definitif yang tidak hanya mampu mengayomi umat tetapi juga memiliki kedekatan emosional dan kultural dengan masyarakat setempat. Umat Katolik Keuskupan Timika berharap keputusan yang bijak segera diambil oleh otoritas Gereja demi keberlanjutan pelayanan pastoral di wilayah ini. (*)

 

Penulis Novertina Iyai

 

 

- Advertisement -spot_img

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

BERITA TERKINI

- Advertisement -spot_img
TRANSLATE »