Opini:
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Pepatah ini mengingatkan Bapak presiden Republik Indonesia keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.
Sedikit pepatah diatas menyadari kita semua khususnya Pemerintah Indonesia dalam mengambil sikap politik terkait konflik Palestina dan Israel dimana Pemerintah Indonesia ingin mengevakuasi korban palestian untuk berobat sementara di Indonesia. Langkag Bapak Presiden memang baik karena kemanusiaa. Untuk kemanusiaan memang tidak dipandang bagi siapapun yang ingin memabantu, tetapi kesempatan yang indah ini Bapak Presiden yang hebat tolong lihatkan permasalahan dalam negeri baik dulu baru Bapak membantu Negara lain.
Masalah kemanusian dalam negeri juga belum di perhatikan oleh Pemerintah Pusat sampai saat ini, seperti para pengungsi di Nguda, intan Jaya, Maybrat, Tambrauw, Pegunungan Bintang dll. Semua belum mendapatkan perhatian dari Presiden melalui aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi serta social politik. Semua telah korban begitu saja, masa depan anak-anak Papua tengelam ditelang oleh waktu imbas politik. Maka, Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia mestinya memberikan perhatian untuk tuntaskan masalah politik Papua secara bermartabat sehingga, tidak terjadi konflik berkepanjangan dan kompleks nantinya.
Kami hanyalah rakyat biasa ingin menyampaikan pendapat dan sebuah pikiran melalui selembar tulisan ini. Berharap tulisan ini bisa dapat terbaca oleh Bapak Presiden Republik Indonesia. sekalipun keputusan Bapak presiden untuk mengevakuasi rakyat palestina ke Indonesia, sebagai rakyat yang mendiami di tanah Papua Barat sangat apresiasi langkah Bapak, mungkin perlu pertimbangkan setiap aspek terutama resiko politik, jangan sampai keputusan yang Bapak Peresiden ambil mengorbankan rakyatmu. Apalagi peralantan perang Indonesoa tak secangih Israel.
Jadi, sedikit ulas kebelakang perang antara israela dan palestian yang kini berlangsung selama beberapa decade dan merupakan salah satu konflik paling panjangan dan sulit dipecahkan di dunia. Sejarah Israel serta Palestina bermula dari zaman kuno, dimana kedua wilayah ini memiliki sejarah yang panjang dan konpleks.
Pada abat ke-10 SM kerajaan Israel didirikan oleh raja saul dan dilanjutkan oleh raja salomon. Setelah kerajaan ini dibagi menjadi dua kerjaan Israel dan Kerajaan Yahuda kemudiaan wilahayah ini dikuasai oleh berbabagai kerajaan termasuk kerajaan romawi. Pada abat ke 16 wilayah palestina dikuasi oleh kekaiseran ottoman, sampai akhir perang dunia I. kekaiseran ottoman runtuh dan wilayah palestina dikuasai oleh Inggris. Kekuatan inggris telah berhasil mengeluarkan dukungannya pendiri tanah air bagi bangsa yahudi.
Pasca perang dunia ke II gerakan Zionisme yang bertujuan untuk mendirikan Negara yahudi di palestian semakin kuat pada 1947 tahun silam. Semakin kuat gerakan yahudi akhirnya PBB mengeluarkan resolusi 181, telah membagi palestina menjadi dua Negara yaitua Negara yahudi dan Negara Arab. Akhirnya pada tahun 1948 negara Israel didirikan. Kinipun terjadi perang antara Israel dan Negara-negara Arab sekitar.
Perang Israel dan Arab pada tahun 1948 ini merupakan perang pertama antara Israel dan Negara-negara arab sekitar. Setelah pecah pada 15 mei 1948 dimana Israel mendeklarasikan kemerdekaan. Beberapa negar-negara arab, mesir, yordania,Lebanon dan suriah menyerang Israel namun penyerang tersebut tidak membuah hasil dimana Israel berhasil membentengin dirinya dari searangan.
Israel sudah hadapi perang dengan Negara-negara di timur tengah perang pertama dengan arab pada tahun 1948, kemudia lanjut perang antara Israel dengan Sinai atau perang anatar Israel dan mesir tahun 1956, tak hanya sampai disitu Israel juga dengan Negara-negar di arab sekitar, mesir, yordania, suriah pada tahun 1967.
Perang Israel dengan Negara arab sekitar mesir dan suriah pada tahun 1973, dan pada akhirnya konflik pertama 1987 sampai 1993 bentrok palestian terhadap penduduk Israel di tepi barat jalur Gaza. Konflik kedua terjadi pada tahun 2005 dimana pembentrokan palestina terhadap penduduk Israel di tepi barat dan Jalur Gaza, setelah pimpinan Israel Ariel Sharon berkunjung ke masjid Al-Agsa. Kunjungan tersebut akhirnya pasukan Israel di tarik dari jalur Gaza.
Perang Gaza tahun 2008 dimana perang antara pasukan Israel dan Hamas di jalur Gaza. Perang anatar kedua Negara terjadi pada bulan Desember 2008 silam. Dimana Israel melakukan serangan udara ke Gaza. Perang antara Israel dan Hamas di lajur Gaza tak pernah berhenti hingga saat ini.
Ulasan sejarah diatas menjadi catatan perang antara kedua bela pihak berlangsung selama beberapa decade dan masih belum terselesasikan. Perang kedua Negara telah menjatuhkan ribuan nyawa, banyak pengungsian dan korban pembanguna infrastruktur. Upaya perdamaian kedua Negara belum membuahi hasil yang maksimal sampai saat ini.
Oleh karena itu, konflik anatar Istrael dan Palestiana yang sampai saat ini belum terselesaikan dimana Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Presiden Prabowo menyampaikan Indonesia akan mengefakuasi pasukan Gaza ke Indonesia. Menurut saya langkah ini merupakan langkah kemanusia tetapi perlu dipertimbangkan dari sisi lain, terutama Pemerintah Indonesia harus melakukan kajian mendalam atas konflik Israel dan Palestian, aspek sejarah, politk, Agama dan ekonomi.
Kalau pemerintah Republik Indonesia ingin mendamaikan perang antara kedua belah pihak Israel dan Palestina maka harusnya pemerintah Indonesia memberikan solusi yang tepat agar konflik kedua Negara telah usai dan upaya perdamaian tetap jalan demi kemanusia. Ditengah hiruk pikuknya persoalan tanah air yang disepelehkan Bapak Presiden dan cabinet Merah Putih, mulai dari evisiensi anggaran, kemiskinan, penangguran, banjir, ekologi dan HAM di tanah air termasuk Papua yang menjadi isu seksi di kanca Internasional saat ini, pengungsiaan kini manjadi bahan diskusi public tanpa langkah penyelesaian.
GENOSAID RAKYAT PAPUA DI DEPAN MATA
Masalah kemanusia di Papua tinggal hilang begitu saja tanpa ada upaya penyelesaian yang baik. Genosaid rakyat Papua sudah di depan mata, hutan, alam dan manusia Papua di caplok atas nama Negara. Perdamaian hilang seiring waktu, hidup di Papua seolah ibarat seekor kucin dan tikus, Presiden Republik Indonesia hanya focus urus masalah Internasuinal dibandingkan urus masalah di sekitarnya yang kian terabaikan.
Orang Papua telang janji manis pejabat di republic ini saat maju kepala daerah menang langsung lupa daratan, hilang aksi atas visi dan misi. Sampai kapan masalah Papua di bingkai NKRI di selesaikan.?. sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan jika pemerintah Indonesia tidak cepat menangani masalah Papua kemungkinan akan terjadi, Pertama. Orang Papua akan habis dan hilang di atas tanahnya sendiri, kedua segala hasil alama orang Papua perlahan-lahan di musnahkan, Ketiga kemerdekaan orang Papua dari NKRI.
Banyak factor menjadi pemicu di tanah papua dan mengakibatkan orang Papua habis dengan perlahan-lahan. Dominasi saudara dari Nusantara yang tinggi di Papua dan menguasi semua sector, politik, ekonomi dan hutan. Kawin silang, HIV-AIDS, Konflik Politik, Sosial dll. Hal ini semestinya menjadi pemicu dan kesadaran untuk Presiden untuk tuntaskan kerikil masalah di Papua agar tidak menghilangkan orang Papua secara perlahan.
Ulasan diatas menjadi perenungan serius penulis untuk mengingatkan kita semua dan merekomendasikan point-point penting. Pertama, meminta Presiden Republik Indonesia untuk hentikan upaya mengurus palestina dan Israel atau mengevakuasi korban Gaza ke Indonesia. Bapak bisa evakuasi korban Pengungsian di Papua untuk mendapatkan pelayanan dari Bapak itu sudah jauh lebih cukup. Karena masalah papua adalah masalah dalam negeri alias masalah interenal yang harus diselesaikan.
Kedua Pemerintah Indonesia harus melakukan kajian mendalam untuk mengevakuasi pasukan Gaza seribu orang ke Indonesia. Apakah mereka ini ke Indonesia akan kembali lagi ke tanah airnya atau tidak. Ketiga Pemerintah Indonesia perlu melihat masalah dalam negeri yang belum diselesaikan. Kemanusia di Papua juga menjadi perhatian terutama pendidikan, kesehatan, ekonomi dll. Keempat sejarah diatas mengingatkan Pemerintah Indonesia bahwa Israel adalah salah satu Negara dengan peralan perang tercangih di dunia. Dibelakang Israel ada Amerika. Jika langkah Pemerintah Indonesia salah dan tidak mencermati geopolitik global Indonesia bisa kena imbas dari Israel.
Penulis adalah Mahasiswa Magister Uncen dan Pengurus Pusat PMKRI Komisaris Daerah Papua 2022,