Dogiyai AnggrekPapua.com- Lembaga Dewan Adat Mee Kamuu Mapiya Piyaiye (Kamapi) mengadakan diskusi bersama di kantor Dewan Adat Mee di Tokapo sabtu (9/8/2025). Diskusi ini bertujuan guna membenahi struktur organisasi dan memberikan himbauan kepada seluruh lapisan masyarakat Kamapi.
Dalam diskusi tersebut, Dewan Adat mengajak seluruh tokoh adat dan tetua untuk kembali menjalani cara hidup leluhur, seperti membuka ladang, berkebun, membuat pagar, beternak, serta membangun Honai Adat di setiap kampung. Honai Adat ini diharapkan menjadi tempat diskusi dan sarana menggali kembali cara hidup tradisional yang selama ini terlupakan.
“Kita harus kembali meminum air dari sumur kita sendiri dan mengonsumsi makanan khas kita. Makanan dan minuman pabrikan membuat tubuh cepat lemah, loyo, sakit, dan mempercepat penuaan,” ujar sekertarisDewan Adat.
Mereka menekankan bahwa pola makan modern yang banyak mengandung bahan pabrik menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh dan meningkatnya risiko penyakit.
Selain itu, Dewan Adat juga mengingatkan masyarakat Dogiyai untuk tetap waspada terhadap berbagai ancaman yang ada di sekitar, seperti masalah sosial, penyakit, dan kematian mendadak yang akhir-akhir ini meningkat.
Dengan situasi yang sedang darurat dan memasuki masa transisi, Dewan Adat menekankan pentingnya menggali kembali sistem kehidupan dan filosofi leluhur untuk menjaga keberlangsungan hidup masyarakat.
Selama diskusi, pengurus Dewan Adat juga mengajak seluruh tokoh adat Mee Kamapi untuk merapatkan barisan dan mendukung program pemerintah daerah dalam menata kehidupan masyarakat Mee.
Salah satu program yang didukung adalah pembelian produk jualan mama-mama Papua setiap hari Jumat. Program ini bertujuan memotivasi para ibu Papua agar dapat terus berjualan dan membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Dewan Adat juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung pembangunan Kabupaten Dogiyai menuju “Dogiyai Dou Enaa” sebagai langkah bersama membangun daerah yang lebih maju dan sejahtera.
Di akhir himbauan, Dewan Adat menegaskan pentingnya kerja sama dan toleransi antar semua komponen masyarakat, mulai dari keluarga, antar kampung, antar agama, instansi pemerintah, hingga seluruh lapisan masyarakat demi menjaga kedamaian di wilayah Kamapi.
“Selamat merayakan Hari Budaya Sedunia pada tanggal 9 Agustus 2025 ini. Semoga kita semua diberkati dan dilindungi oleh Pencipta Manusia dan Alam Kamapi,” tutup pernyataan Dewan Adat.
Penulis Novertina Iyai
