Jayapura (Anggrekpapua)- Di bawah langit biru yang menaungi pegunungan Papua, lahirlah seorang anak dengan semangat yang kelak menjadi harapan masyarakat Yalimo. Obaja Deal, nama yang kini menggema di panggung politik daerah, membuka mata pada tahun 1997 di Kampung Lulum, Kabupaten Yalimo.
Kehadirannya bertepatan dengan saat penting, ketika Injil pertama kali masuk ke Kampung saniblu, dibawa oleh Enos Wisabla dan keluarganya.
โSaya merasa seperti anak anugerah, lahir bersamaan dengan momen bersejarah itu,โ kenangnya, seolah memancarkan cahaya dari kisah masa kecil yang penuh makna.
Meski jalan menuju pendidikan tidak semulus aspal kota, Obaja memulai langkah kecilnya di Taman Kanak-kanak (TK) pada tahun 2002. Ia lulus pada tahun 2004, sebuah tonggak pertama dalam perjalanan panjangnya.
Setahun kemudian, ia dibaptis di kampung halamannya, sebuah momen yang ia gambarkan sebagai โpengikatan janji imanโ untuk memulai hidup baru.
Pada tahun 2006, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dan menyelesaikannya pada tahun 2009.
Meninggalkan kehangatan kampung halaman, Obaja melangkahkan kaki ke Wamena untuk menempuh pendidikan di SMP Yakpesmi. Tahun 2012 menjadi penanda lulusnya dari jenjang tersebut. Di sana, ia tidak hanya belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga kepemimpinan.
Ia menjabat sebagai pengurus OSIS selama satu tahun, belajar Alkitab secara intensif, dan mengabdi sebagai pengurus sekolah minggu serta pengasuh di Gereja Ebenhaizer.
โMelayani itu mengajarkan saya arti sejati dari pengorbanan dan cinta terhadap sesama,โ ujarnya.
Langkah berikutnya membawanya ke Jayapura, kota yang menawarkan lebih banyak peluang. Ia bersekolah di SMA PGRI dari tahun 2012 hingga 2015. Di sini, ia kembali menunjukkan potensi besarnya.
Menjadi Ketua OSIS selama satu tahun, memenangkan juara pertama Olimpiade Matematika tingkat Kota Jayapura pada tahun 2014, dan berhasil lolos seleksi SNMPTN ke Universitas Cenderawasih, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Ia juga sempat mendapat kesempatan emas berupa beasiswa belajar ke Australia, tetapi takdir mengarahkan langkahnya kembali ke tanah Papua karena keterbatasan biaya.
Perjalanan Menempa Diri dalam Organisasi dan Aktivisme
Dunia organisasi menjadi arena di mana Obaja menempa dirinya. Ia menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF).
Tahun 2019, dengan semangat membara, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Yalimo melalui Partai Gerindra. Meski hasilnya belum berpihak padanya, Obaja menyebutnya sebagai โkemenangan yang tertunda.โ
Tahun 2020 menjadi titik balik penting. Sebagai aktivis mahasiswa, ia terlibat dalam berbagai kegiatan yang memperjuangkan hak rakyat.
Ia juga memimpin tim sukses salah satu pasangan calon kepala daerah di Kabupaten Yalimo. Meskipun harus menghadapi tiga kali persidangan di Mahkamah Konstitusi, hasil akhirnya belum sesuai harapan. Namun, pengalaman itu memperkuat keyakinannya bahwa perjuangan tidak pernah sia-sia.
Dari Pemilu ke Parlemen: Langkah Besar untuk Yalimo Pada tahun 2024, Obaja kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Yalimo. Dengan dukungan penuh masyarakat, ia terpilih sebagai wakil rakyat. Pada 9 Desember 2024, ia resmi dilantik di Wamena, membawa harapan besar dari rakyat Yalimo ke panggung parlemen.
Sebagai anggota DPRD, Obaja tidak hanya membawa semangat, tetapi juga visi yang jelas. Ia melihat Distrik Benawa, dengan 37 desanya, sebagai cerminan ketertinggalan yang harus segera diatasi.
โPedesaan ini seperti rumah tua yang penuh debu, membutuhkan sentuhan kasih dan perhatian agar bisa kembali bersinar,โ ungkapnya.
Infrastruktur jalan yang belum memadai, fasilitas kesehatan yang jauh dari standar, hingga pendidikan yang kurang merata menjadi prioritas dalam agenda kerjanya.
Obaja juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap dana desa.
โBanyak kepala desa yang hanya mengambil uang dan meninggalkan masyarakat dalam ketidakpastian. Ini harus dihentikan,โ tegasnya.
Selain itu, ia berkomitmen untuk melindungi sumber daya alam di Benawa, seperti emas, kaharu, dan kulit masoi, dari eksploitasi liar. โSumber daya alam adalah warisan leluhur yang harus kita jaga untuk anak cucu kita.โ
Misi untuk Menyatukan dan Membangun
Dalam lima tahun ke depan, Obaja memiliki visi besar untuk membangun tugu perdamaian antara Suku Mek dan Suku Kabauri, simbol rekonsiliasi dari konflik masa lalu.
โTugu ini akan menjadi saksi bahwa kedamaian adalah warisan terbesar yang bisa kita berikan kepada generasi mendatang,โ katanya penuh harap.
Ia juga berencana membentuk lembaga masyarakat adat dan dewan pertimbangan masyarakat adat untuk memastikan hak-hak adat tetap terjaga.
Selain itu, Obaja tidak melupakan peran gereja dalam membangun masyarakat. Ia telah membentuk gerakan pemuda untuk mengawal gereja-gereja di Benawa.
โKalau ada masalah di jemaat, tim pemuda ini akan berdiskusi dan menyelesaikannya. Kita harus bersatu untuk membangun negeri ini,โ tegasnya.
Pesannya kepada generasi muda sangat jelas: โInovasi adalah kunci. Siapa yang punya kemampuan, seperti berbahasa Inggris, ajarkan itu kepada generasi berikutnya. Jadilah Jurnalis , seperti Eskop Wisabla, yang telah menggunakan pena untuk menyuarakan aspirasi rakyat Papua. Dunia ini luas, dan potensi kita tak terbatas,โ tutupnya.
Penulis: Eskop Wisabla
Editor Mutiara Papua