JAYAPURA (ANGGREK PAPUA)– Umat awam Regio Papua dari Paroki Bomomani, Keuskupan Timika, menyatakan sikap tegas agar segera ditahbiskan seorang uskup definitif dari kalangan Orang Asli Papua (OAP) untuk Keuskupan Timika. Pernyataan ini disampaikan pada Minggu, (24/11/2024).
Aprianus Iyai, selaku penanggung jawab aksi ini, menyoroti kekosongan kursi uskup di Keuskupan Timika yang telah berlangsung sejak wafatnya Mgr. John Philip Saklil pada 3 Agustus 2019. Hingga kini, belum ada pengganti definitif yang ditunjuk.
“Sudah lebih dari lima tahun sejak meninggalnya Mgr. John Philip Saklil, namun posisi uskup di Keuskupan Timika masih kosong. Kami meminta agar uskup definitif segera ditahbiskan, dan kami berharap beliau berasal dari Orang Asli Papua (OAP),” ujar Aprianus melalui pesan tertulis kepada Anggrekpapua.com
Ia menambahkan, meskipun Uskup Emeritus Keuskupan Agung Palembang, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, baru-baru ini mentahbiskan dua imam dan dua diakon di Gereja Santa Sesilia SP2 Timika, belum ada informasi resmi mengenai pengangkatan uskup definitif hingga saat ini.
“Hingga November 2024, belum ada kabar resmi mengenai penunjukan uskup baru untuk Keuskupan Timika, terutama dari kalangan OAP,” ungkapnya.
Ketika berkunjung ke Paroki Bomomani, Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Indonesia, menjelaskan bahwa proses penunjukan seorang uskup melibatkan banyak pertimbangan dan membutuhkan waktu.
Ia juga meminta umat untuk tetap bersabar dan terus mendoakan kelancaran proses tersebut.
“Penunjukan seorang uskup adalah proses yang memerlukan berbagai pertimbangan dan biasanya memakan waktu. Kami mengimbau umat Keuskupan Timika untuk terus berdoa agar proses ini dapat segera selesai dan menghasilkan pemimpin rohani yang sesuai dengan kebutuhan komunitas setempat,” kata Kardinal Suharyo.
Dalam kesempatan tersebut, umat awam Regio Papua di Paroki Bomomani menyampaikan sikap mereka secara resmi, mendesak penunjukan seorang uskup definitif yang berasal dari kalangan OAP.
Pernyataan Sikap Umat Awam Regio Papua
1. Pentingnya Pemimpin Orang Asli Papua (OAP), Umat menegaskan bahwa kehadiran seorang uskup asli Papua sangat mendesak. Pemimpin yang memahami konteks budaya, adat, dan kebutuhan pastoral masyarakat lokal diyakini akan memperkuat pelayanan gereja di Keuskupan Timika.
2. Desakan Pentahbisan Uskup Secara Cepat, Umat meminta Kardinal Ignatius Suharyo dan pihak terkait untuk segera memproses penunjukan dan pentahbisan seorang uskup definitif untuk Keuskupan Timika. Mereka berharap uskup tersebut berasal dari kalangan pastor asli Papua sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan putra daerah.
3.junjung Keadilan dan Kesetaraan, Gereja sebagai simbol keadilan dan kasih diharapkan dapat menjadi teladan dalam menciptakan representasi yang adil, termasuk di tingkat kepemimpinan. Kehadiran seorang uskup OAP diyakini akan mencerminkan keadilan dan kesetaraan dalam pelayanan gereja.
4.Dukungan bagi Pastor Lokal yang Berintegritas
Umat menyatakan dukungan penuh kepada para pastor asli Papua yang memiliki integritas, komitmen, dan kapasitas untuk memimpin Keuskupan Timika.
5. Harapan kepada Kardinal Ignatius Suharyo Umat berharap kedatangan Kardinal Suharyo ke Paroki Bomomani menjadi momentum untuk mendengarkan aspirasi mereka. Mereka meminta agar harapan ini dipertimbangkan secara serius demi keberlanjutan pelayanan pastoral di Papua.
“Pernyataan sikap ini kami sampaikan sebagai bentuk cinta kami kepada Gereja dan komitmen untuk mendorong perubahan yang positif serta berkeadilan. Semoga Tuhan memberkati upaya kita semua demi kemuliaan-Nya,” pungkas Aprianus.
Penulis Novertina Iyai