Oleh Simon Mote
“Ketakutan bukan tentang Mati atau Hidup, tapi tentang tanggun Jawab” Ketika umur menua dan tak menemukan hidup disitu akan membuat diri ini merasa tak berguna.
Usia seorang lelaki yang sedang menjalani hidupnya, namun terus dibungkam oleh rasa malas, rasa minder, rasa lelah, dan ketakutan untuk mengambil risiko. Sebuah kebebasan yang sejatinya ada, tetapi belum dirasakan oleh dirinya sendiri.
Hal ini terjadi karena konsumsi materi-materi melalui membaca, menonton, dan menyaksikan realitas, justru membuatnya semakin takut mengambil langkah besar dalam hidupnya. Padahal, konsumsi itu seharusnya menjadi bekal untuk bertindak, bukan alasan untuk ragu. Akhirnya, kebimbangan pun tumbuh, membuatnya kehilangan arah dalam memilih jalan hidup untuk mewujudkan impian-impian terbesar.
Sebetulnya, apa yang ia butuhkan bukan sekadar pengetahuan, tetapi keberanian untuk melangkah. Tanpa keberanian itu, kebebasan yang ada hanya menjadi konsep kosong yang tidak pernah benar-benar terasa. Setiap hari ia merasa bahwa hidup hanya mengalir tanpa arah, dan waktu terus berjalan tanpa memberikan kesempatan kedua. Namun di balik semua itu, ada harapan kecil yang terus berbisik, bahwa perubahan masih mungkin terjadi.
Keluhan Pribadiย Yang menguras segalanya
Usiaku sudah tidak lagi muda. Dunia menuntutku untuk menjadi dewasa dengan caraku sendiri, tetapi sa justru dihantui oleh pikiran-pikiran yang melemahkan. Ada begitu banyak persoalan dalam hidup yang sulit kuungkapkan dengan kata-kata. sa menginginkan banyak hal, tetapi semua itu hanya sebatas angan yang sering terlintas ketika aku menyendiri di tempat-tempat sunyi, seperti perbukitan, memandang kota indah yang penuh dengan pembangunan megah.
Di tempat itu, sa sering bertanya pada diriku sendiri: Apa yang telah kucapai? Apa yang bisa kubanggakan kepada orang tuaku? Enam tahun merantau telah berlalu, tetapi sa belum memiliki apa-apa. Sementara teman-temanku sudah memiliki tujuan hidup yang jelas, sa merasa terlambat dalam meraih mimpi.
Tahun-tahun berlalu, tetapi sa masih belum menemukan tujuan hidupku yang sesungguhnya. Perasaan ini menjadi beban yang terus menghantui, seperti bayangan yang tidak pernah meninggalkan sisi.
Rasanya sulit mengakui bahwa sa merasa takut gagal. Ketakutan ini menjadi penghalang yang besar. Setiap kali sa mencoba melangkah, ada suara kecil di dalam diri yang berkata, “Kamu tidak akan berhasil.” Suara itu menjadi penghalang terbesar dalam hidupku.
Kehidupan Pribadi yang Merana
Pada usia 23 tahun, sa masih meminta uang kepada keluargaku. sa merasa tidak mandiri. Ketika pulang liburan, sa harus tinggal di rumah orang tua. Tidak ada yang bisa kubanggakan di sana. Semuanya masih terlihat sama seperti dulu, saat sa masih sekolah di kampung. sa belum memiliki pekerjaan yang stabil atau pegangan hidup. Bahkan, minat-minatku selama ini terasa tidak bermakna dan tidak memberikan hasil apa pun.
Setiap kali sa memikirkan situasi ini, ada rasa malu yang menggelayuti hati. Namun, sa juga merasa terjebak dalam kebingungan yang sulit dijelaskan. Seolah-olah hidupku hanya berputar di tempat yang sama tanpa perkembangan berarti. Kehidupan yang seharusnya penuh dengan potensi, terasa seperti ruang kosong yang sunyi.
sa sering berpikir, apakah ini hanya fase? Ataukah aku benar-benar telah kehilangan arah? Namun, setiap kali aku mencoba mencari jawaban, pertanyaan baru muncul, membawa kebimbangan yang lebih besar.
Tekanan Sosial.
Teman-temanku telah sukses. Mereka menunjukkan keahlian masing-masing dalam bidang yang mereka geluti. sa merasa jauh tertinggal. Sementara sa hanya fokus pada kuliah, itu pun tidak sepenuhnya tuntas. sa berada dalam situasi yang bimbang, belum bisa mengandalkan keterampilan yang kumiliki. Orang tuaku mulai khawatir tentang masa depanku, sementara dunia memandangku belum dewasa.
Seringkali, sa membandingkan diriku dengan orang lain. Perbandingan ini hanya membuatku semakin tertekan dan kehilangan kepercayaan diri. Aku merasa tidak memiliki sesuatu yang bisa kubanggakan, baik di hadapan teman-teman maupun keluargaku.
Tekanan ini menjadi semakin berat ketika aku melihat pencapaian orang-orang di sekitarku. Mereka terlihat begitu percaya diri, begitu tahu apa yang mereka inginkan. Sementara aku masih berdiri di persimpangan, tak tahu harus memilih jalan mana.
Kehidupan Emosional danย Persoalan Anak mudaย Papua
Sa merasa tidak percaya diri dengan apa yang telah kucapai. Hari-hariku hanya diisi dengan mengikuti kondisi dan situasi yang ada. Apa yang kulakukan setiap hari terasa tidak berarti untuk masa depan. Akibatnya, aku sering lalai di tengah perjalanan dan malah ikut terjerumus, seperti minum-minum bersama teman yang suka mabuk. Kebiasaan ini hanya membuatku semakin jauh dari tujuan hidup yang seharusnya.
Rentetan tantangan kehidupanย
Sepanjang tahun 2024, hidupku penuh dengan godaan dan tantangan. Hingga akhirnya, sa jatuh sakit dan dihina oleh pacarku saat tahun baru. Semua itu membuatku merasa hidupku tidak berarti. Perasaan tidak berguna ini semakin dalam setiap kali aku memikirkan waktu yang terbuang sia-sia.
Namun, pengalaman pahit ini juga memberikan pelajaran besar. sa mulai menyadari bahwa perubahan harus dimulai dari diriku sendiri, meskipun langkah awalnya terasa berat. sa belajar bahwa rasa sakit dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan. Mereka ada bukan untuk melemahkan, tetapi untuk menguatkan
Harapan dan Refresing
Sa ingin segera menemukan jalan hidupku dengan apa yang kumiliki saat ini. Menulis tulisan ini adalah langkah awal menuju impianku. sa berharap suatu hari bisa membuktikan diri kepada dunia bahwa aku mampu. Dengan tulisan ini, aku ingin memulai perjalanan untuk menemukan tujuan hidupku dan meraih mimpi-mimpiku.
Sa tahu bahwa perubahan tidak akan terjadi secara instan. Namun, sa ingin percaya bahwa setiap langkah kecil yang kuambil akan membawaku lebih dekat ke arah yang benar. Suatu hari nanti, aku ingin berdiri dengan bangga, menunjukkan kepada dunia bahwa aku telah bangkit dari keterpurukan dan berhasil mewujudkan mimpi-mimpiku.
sa berharap tulisan ini menjadi pengingat bagi diriku sendiri, bahwa tidak ada yang mustahil jika sa percaya dan berusaha. Dunia mungkin penuh dengan rintangan, tetapi sa tahu bahwa di dalam diriku ada kekuatan yang siap untuk bangkit. Impian yang dulu hanya menjadi angan, suatu hari akan menjadi kenyataan. Dan ketika hari itu tiba, sa akan mengenang momen ini sebagai awal dari segalanya.
Penulis Adalah Mahasiswa Papua yang tinggal Di Jayapura, Papua. (*)