Di jantung Papua, Kisah pahit Tembagapura, Keserakahan Barat turun, Gunung berdarah, ratapan pilu.
Tembaga, emas, dan perak, Mimpi kapitalis menyala, Penduduk asli menderita, Tanah mereka dicuri, hilang dalam malam.
Puncak Ertzberg, kini kosong, Urat-urat kosong, bekas luka tandus, Kelimpahan alam ditelan, Hanya menyisakan luka jauh.
Lubang besar, luka menganga, Limbah mengalir, sungai beracun, Sungai tersumbat, kehidupan tak terikat, Mimpi yang rusak dan beracun.
Orang-orang dipaksa meninggalkan rumah, Cara hidup mereka usang, Beban kemajuan yang berat, Warisan mereka salah tempat.
Tangisan Amungme tak terdengar,bKeputusan pembangunan yang kejam, Janji-janji menjadi kabur, Masa depan mereka hilang.
Hutan tumbang, jeritan sunyi, Keseimbangan alam hancur, Mimpi yang rusak dan beracun, Kehidupan dan tanah compang-camping.
Generasi-generasi kehilangan hak, Tanah leluhur mereka dinodai, Sebuah bangsa tertindas, Budaya mereka direkonsiliasi.
Di mana perlindungan mereka sekarang? Siapa yang akan mendengar permohonan mereka?Janji-janji dibuat entah bagaimana,Pengkhianatan bagi semua orang untuk melihat.
Janji-janji palsu berlimpah, Senyum menyembunyikan hati yang rakus, Suara kemajuan yang hampa, Mencabik-cabik tanah.
Bangkitlah, Amungme yang kuat, Klaim kembali tempatmu yang sah, Lawan kesalahan, Pulihkan kembali keanggunan warisanmu.
Tanah Papua, amanah suci, Milik rakyatnya yang sebenarnya, Bukan untuk keserakahan dan nafsu, Tetapi untuk semua, aku dan kamu.
Biarkan gunung-gunung berdiri tegak, Sungai mengalir, murni dan bebas, Jawab panggilan alam, Biarkan Tembagapura ada.
Permohonan puisi yang sederhana ini, Untuk keadilan, kedamaian, dan hak, Biarkan Tembagapura ada, Sebuah mercusuar yang menyala terang.
Sumber daya bumi yang dibagi, Dengan hormat dan martabat, Masa depan yang tak ternoda, Untuk selamanya.
Ingatlah Tembagapura,Kisah penderitaan dan perselisihan, Peringatan bagi kita semua, Untuk menghargai kehidupan yang berharga.
Biarkan kata-kata puisi ini bergema, Sebuah seruan untuk pengertian,Di tanah suci,Masa depan yang kita perintahkan.
Biarkan keadilan menang, Biarkan kedamaian menemukan jalannya, Biarkan kebenaran terungkap, Dan sembuhkan luka hari ini.
Harta karun tanah yang berharga, Dibagi untuk generasi yang akan datang, Sebuah warisan kesenangan, Di bawah sinar matahari.
Kesedihan Tembagapura, Pelajaran yang dipelajari begitu dalam ,Esok hari yang lebih cerah,Janji-janji yang harus kita tepati.