Jayapura (Anggrek Papua) – Puluhan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) berkumpul di Perumnas III Waena, Kota Jayapura, Kamis (21/11/2024).
Dengan semangat solidaritas, mereka menggelar mimbar bebas untuk menuntut keadilan atas kasus penembakan Tobias Silak, seorang pemuda yang tewas tertembak di Yahukimo pada 21 Agustus lalu.
Kristian Kobak, penanggung jawab aksi, menyuarakan keresahan kolektif para mahasiswa. Hingga tiga bulan berlalu, pelaku penembakan belum terungkap, sementara penanganan kasus ini diwarnai dugaan kejanggalan.
“Kami sudah menunggu sejak Agustus. Sampai hari ini, pelaku belum ditemukan. Ini adalah bagian dari protes kami agar keadilan ditegakkan,” kata Kristian lantang di hadapan para peserta aksi.
Menurutnya, investigasi yang melibatkan aparat kepolisian justru menimbulkan pertanyaan besar.
“Saksi yang diperiksa adalah polisi, tapi kasus ini tetap jalan di tempat. Ini mencurigakan, dan kami tidak akan diam,” tambahnya.
Solidaritas Mahasiswa, Melawan Ketidakadilan
Melalui aksi mimbar bebas ini, Kristian dan kelompoknya, Front Justine For Tobias Silak, berikrar akan terus menggelar aksi di berbagai wilayah hingga pelaku penembakan diungkap.
“Kami tidak hanya berhenti di sini. Jika negara tetap abai, aksi akan kami lakukan di kota-kota lain. Kejahatan seperti ini tidak boleh dibiarkan,” tegas Kristian.
Seruan juga diarahkan kepada sesama mahasiswa agar bersatu memperjuangkan keadilan. Kristian menekankan bahwa kasus ini bukan hanya tentang Tobias, melainkan tentang perlawanan terhadap ketidakadilan yang kerap terjadi di Papua.
“Negara sering menutup mata terhadap kasus besar. Tobias hanyalah pemuda biasa yang tewas karena peluru, tapi kisahnya adalah pengingat bagi kita semua. Mahasiswa harus bersatu melawan ketidakadilan seperti ini,” seru Kristian.
Harapan yang Tak Padam
Mimbar bebas ini menjadi simbol harapan dan perjuangan. Para mahasiswa membawa spanduk bertuliskan “Keadilan untuk Tobias Silak” sambil menyuarakan tuntutan mereka melalui orasi dan diskusi terbuka.
Dalam aksi ini, satu pesan tersampaikan dengan jelas: keadilan tidak boleh tunduk pada kekuasaan, dan suara rakyat tidak akan pernah padam. Tobias Silak mungkin telah tiada, tetapi semangatnya hidup dalam perjuangan para mahasiswa yang tak kenal lelah.
Penulis Novertina Iyai