Berikut puisi esai yang saya buat berdasarkan kutipan Karl Marx dan Buya Hamka, dengan enam kata di setiap barisnya:
Ketidaktahuan dan Cahaya Ilmu
Ernest Pugiye
Ketidaktahuan, jalan buntu yang gelap,Tak pernah menolong, hanya membelenggu.Marx berkata benar, ilmu penerang, Membuka cakrawala, masa depan cerah.
Buku-buku bagai cahaya, Menuntun langkah, menuju terang. Hamka menyebutnya, makanan rohani, Mengisi jiwa, kekuatan abadi.
Belajar bersama, langkah pasti, Bergerak bersama, cita-cita tinggi.Ilmu pengetahuan, kunci kemajuan, Membangun bangsa, masa depan gemilang.
Kegelapan ilmu, musuh kemajuan, Kecemburuan ilmu, jalan kesesatan.
Kita harus belajar, tekun dan rajin, Mencari ilmu, hingga akhir hayat.
Buku adalah jendela dunia, Membuka cakrawala, luas dan terbentang.
Membaca buku, menambah wawasan, Menyempurnakan diri, menuju insan kamil.
Mari kita belajar, bersama-sama, Mencari ilmu, hingga ke ujung dunia.
Menggapai cita, setinggi langit, Membangun negeri, penuh cinta dan damai.
Penjelasan Tambahan:
Puisi esai ini mencoba memadukan dua kutipan bijak dari Karl Marx dan Buya Hamka. Tema utamanya adalah pentingnya ilmu pengetahuan dan proses belajar yang berkelanjutan.
Saya mencoba menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, serta mengarahkan pembaca pada pentingnya mencari ilmu dan membangun masa depan yang lebih baik.
Enam kata dalam setiap baris dipilih untuk menciptakan irama dan ketegasan dalam penyampaian pesan.
Semoga puisi ini dapat menginspirasi pembaca untuk terus belajar dan mengembangkan diri.