Sorong, Anggrek Papua.com – Selasa, 5 November 2024, tokoh adat Papua mendesak pembentukan Tim Melanesia di bawah koordinasi ULMWP (United Liberation Movement for West Papua) di kawasan Asia Pasifik untuk menolak program transmigrasi dari Jakarta ke Papua, serta menentang kehadiran perusahaan sawit di Papua Selatan. Desakan ini disampaikan oleh Ponsi Lokobere (Tokoh Adat Lapago), Abrahan Kupun Anim Haa, dan Samuel Samberi (Tokoh Adat Saireri) di Rumah Adat Sorong.
Mereka berpendapat bahwa transmigrasi dan perusahaan sawit mengancam keberlangsungan budaya dan kehidupan masyarakat Papua. Tim Melanesia ini diharapkan dapat mengonsolidasikan aksi massa serentak di seluruh Tanah Melanesia dan di tingkat internasional. Selain itu, tim ini juga akan melakukan negosiasi dengan negara-negara asing untuk menghentikan program transmigrasi dan menentang perusahaan sawit di Papua Selatan.
“Kami akan membawa aspirasi penolakan transmigrasi dan penolakan perusahaan sawit ke sejumlah duta besar Asia Pasifik dan meminta fasilitasi mereka untuk melanjutkan aspirasi penolakan ke PBB secara demokratis dalam waktu singkat,” ujar Ponsi Lokobere.
Tokoh adat juga meminta Pemda di tanah Papua untuk memfasilitasi perjalanan membawa aspirasi ke PBB. Mereka juga mendesak DPR RI untuk mengambil sikap tegas atas aspirasi tolak transmigrasi dan penolakan perusahaan sawit di hadapan PBB.
“Kami berharap dengan adanya Tim Melanesia ini, aspirasi kami dapat didengar oleh dunia internasional dan program transmigrasi serta perusahaan sawit di Papua Selatan dapat dihentikan,” tambah Abrahan Kupun Anim Haa.
Desakan pembentukan Tim Melanesia di bawah koordinasi ULMWP ini merupakan bentuk perlawanan masyarakat Papua terhadap program transmigrasi dan perusahaan sawit yang dianggap sebagai bentuk kolonialisme baru.
Penulis Ponsi Lokobere
Editor Ernest Pugiye