PUISI-Kabarkan padaku gadisku, tentangmu terus kubayang di ingatan bertabur benih duka dan air mata ini…
Lantunan nyanyianku kau saksi, bola air mataku pula membasahimu, aku saksi dari mataku yang kian bosan melihat si kepiting raksasa menyedot jantungmu yang kini mulai tak jaya se-dulu-dulu itu
Aku tahu, aku tahu tentamu. Aku tahu semuanya,
Aku bagai si kutu menyusuri rimbah rambut keritngku, baginya ia hidup di dunianya, akupun se-rupanya.
Disini, aku bukan penegak kuasa, aku bukan anjing kelaraparan.
aku hanya tunas kecil yang hidup diantara rakyat jelata.
Diriku dan tentangku adalah penyaksi hujan peluru diatas daratan negeri kegelapan ini.
Kabarkan tentangmu padaku gadisku, polesan wajahmu dan bibirmu menjadi penggoda si pemilik modal sebrang sana.
Kejayaan dirimu, Gaungmu, darah dan air mataku menjadi buah bibir di mimbar PBB.
Kejujuranku terlalu baik, sementara aku membohongi diriku, sementara jujurku menjadi pintu akses menyedot jantung dan kandungmu.
Maafkan diriku, tentangmu dan kerinduan kabarnya bintang fajar hendaknya aku membawa pergi bersama mayatku.
Hormat