Oleh Melkias Butu
Dermaga tak berukur kedalaman cinta
Terakhir dipertemukan tak segaja oleh takdir
Lalu kau mencintaiku, menjaga ku walau kadang aku menyakitimu.
Kaulah mutiara tersembunyi yang tak kusebut namamu dalam episode ini.
Yang pertama, wajah mu bagaikan seindah pegunungan Weilands Kulit mu hitam polos menggilau bagai mentari pagi menyinari embun Mapia Cintahmu setinggi gunung kobouge, sayang mu sebesar alam SIMAPITOWA.
Senyumanmu menggetar hati para raja wali.
Body seksi mu, kaki panjang mu bagai kali Degeuwo Mapia yang terus nyalir tak henti-hentinya.
Kau sungguh permata ku yang tersembunyi dengan penuh cinta, Mengayomi siriwo Mapia piyaiye topo dan wangar tanpa jeda.
Tiupan angin pancuran aihai terus berhembus kencang menembus kulit, aku merasa kau hadir menemani dalam keheningan malam penuh harapan.
Derasnya arus air jernih dengan campuran manis-manisnya dari gunung, aku merasa kau memberiku obat herbal yang tak bisa lihat dengan mata.
Terimakasih, maafkanlah diri ini yang tak menyadari dengan cara mencintaiku.
Kumohon jangan pergi tinggalkan diri ini, Tanpa mu aku merasa terbakar dalam neraka jahanam.
Tetaplah bersamaku, hingga generasi ke generasi…
Sampai Tuhan bilang, kembalilah tagun jawab mu telah usai.
Karya Kias m butu
Minggu, 29 September 2024