24.9 C
Special Region of Papua
Minggu, Desember 22, 2024

Papuans, Ini dia Penyebab Ketidaksuburan pada Laki-laki

BACA JUGA

Selama ini, kebanyakan orang Papua menganggap bahwa tidak memiliki anak adalah kesalahan perempuan. Jika sebuah pasangan tidak memiliki anak maka perempuan disalahkan, dijadikan cibiran oleh keluarga laki-laki hingga berujung pada perceraian atau poligami karena alasan tidak memiliki anak. Namun Poligami dengan alasan anak seringkali gagal juga karena bisa jadi gangguan kesuburan bukan pada perempuan tetapi sebaliknya pada laki-laki atau suami. Bisa saja suami tidak subur dan jika ia poligami pun istri kedua tidak akan punya anak. Bagimana itu bisa terjadi. Silahkan simak beberapa penyab di bawah ini.

Gangguan kesuburan pada pria bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas atau kuantitas sperma, hormon, atau fungsi seksual. Berikut adalah beberapa penyebab umum gangguan kesuburan pada pria:

  1. Masalah Produksi Sperma
  • Oligospermia: Jumlah sperma yang rendah, yaitu di bawah batas normal (kurang dari 15 juta sperma per mililiter).
  • Azoospermia: Tidak adanya sperma dalam cairan semen.
  • Teratospermia: Sperma dengan bentuk abnormal yang mempengaruhi kemampuannya untuk membuahi sel telur.
  • Asthenozoospermia: Sperma yang memiliki pergerakan (motilitas) rendah sehingga sulit mencapai sel telur.
  1. Kelainan Hormon

Gangguan pada hormon yang mengatur produksi sperma dan fungsi seksual, seperti testosteron, LH (luteinizing hormone), dan FSH (follicle-stimulating hormone), dapat menyebabkan masalah kesuburan. Kondisi seperti hipogonadisme (kekurangan hormon testosteron) juga memengaruhi produksi sperma.

  1. Varikokel

Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah vena di dalam skrotum yang dapat mengganggu produksi sperma. Kondisi ini meningkatkan suhu di sekitar testis, yang dapat mempengaruhi produksi sperma dan kualitasnya.

  1. Infeksi

Infeksi tertentu dapat memengaruhi kesehatan dan produksi sperma. Contoh infeksi yang bisa berdampak pada kesuburan pria antara lain:

  • Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia atau gonore.
  • Infeksi prostat (prostatitis).
  • Mumps (gondongan), terutama jika terjadi pada masa dewasa, yang dapat menyebabkan peradangan testis (orkitis) dan menurunkan produksi sperma.
  1. Masalah Ejakulasi
  • Ejakulasi retrograde: Kondisi di mana sperma mengalir kembali ke kandung kemih alih-alih keluar melalui penis selama ejakulasi.
  • Impotensi atau disfungsi ereksi: Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk berhubungan seksual juga bisa menjadi penyebab kesuburan yang terganggu.
  1. Masalah Genetik

Kelainan genetik tertentu dapat memengaruhi produksi sperma dan kesuburan. Contoh kelainan genetik termasuk:

  • Sindrom Klinefelter: Kondisi di mana pria memiliki kromosom X ekstra, yang dapat mengganggu produksi testosteron dan sperma.
  • Cystic fibrosis: Penyakit ini dapat menyebabkan obstruksi saluran sperma, sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan.
  1. Paparan Lingkungan

Faktor lingkungan dapat berdampak pada kualitas sperma dan kesuburan pria, seperti:

  • Paparan bahan kimia beracun seperti pestisida, logam berat (timah, merkuri), atau polusi.
  • Radiasi dan sinar-X juga bisa memengaruhi kesuburan.
  • Suhu panas yang berlebihan, seperti sering mandi air panas atau menggunakan laptop di pangkuan untuk waktu lama, dapat menurunkan produksi sperma.
  1. Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Beberapa faktor gaya hidup dapat memengaruhi kesuburan pria, seperti:

  • Merokok: Dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sperma.
  • Alkohol berlebihan: Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat memengaruhi produksi hormon yang penting untuk spermatogenesis.
  • Obesitas: Lemak tubuh yang berlebih dapat memengaruhi produksi hormon dan meningkatkan suhu testis.
  • Penggunaan narkoba: Obat-obatan terlarang seperti ganja, kokain, dan steroid anabolik dapat menurunkan kualitas sperma dan fungsi seksual.
  1. Obstruksi pada Saluran Sperma

Saluran yang membawa sperma dari testis ke penis bisa tersumbat karena infeksi, trauma, atau kelainan bawaan, yang menyebabkan sperma tidak dapat keluar saat ejakulasi.

  1. Penuaan

Meskipun pria dapat terus menghasilkan sperma sepanjang hidup mereka, kualitas dan jumlah sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Selain itu, peningkatan usia juga bisa mempengaruhi hormon dan fungsi seksual secara keseluruhan.

  1. Kondisi Medis dan Pengobatan Tertentu
  • Kanker dan pengobatan untuk kanker, seperti kemoterapi dan radioterapi, bisa memengaruhi produksi sperma.
  • Pengobatan tertentu, seperti steroid anabolik, obat tekanan darah tinggi, obat antidepresan, dan obat antipsikotik, juga bisa berdampak pada kesuburan.

Jadi kita di sini kita simpulkan bahwa jika seorang pria mengalami kesulitan untuk memiliki anak, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi atau spesialis kesuburan untuk melakukan pemeriksaan yang mendalam dan mencari solusi yang tepat.

- Advertisement -spot_img

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

BERITA TERKINI

- Advertisement -spot_img
TRANSLATE ยป